ASAL MULA BACAAN TAHYAT DALAM SHALAT
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Jama'ah sidang Jum'at yang dirahmati Allah
Marilah kita bersama sama
Meningkatkan
Kualitas Iman dan Taqwa kita kepada Allah
Dengan
berusaha agar bisa selalu Istiqomah
Dalam menta'ati Allah dan Rasulnya
Baik dihati ,dilisan dan pada perbuatan sehari hari.
Pada kesempatan siang hari ini
Khotib akan membawakan satu judul Khutbah yaitu
ASAL MULA BACAAN TAHYAT DALAM SHALAT
Jama'ah shalat Jum'at yang dimuliakan Allah
Seandainya kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog Rasulullah Saw dengan Allah Swt, tentu kita tidak akan terburu-buru melakukannya.
Allahu Akbar, ternyata bacaan shalat itu dapat membuat kita seperti berada di Syurga. Mari kita renungkan kisah berikut ini.
Singkat cerita, pada malam itu Jibril As mengantarkan Rasulullah Saw naik Sidratul Muntaha. Namun Jibril tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril As pun mengatakan kepada Rasulullah Saw untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa dirinya.
Rasulullah Saw pun melanjutkan perjalanan sambil terkagum-kagum melihat indahnya Istana Allah Swt hingga tiba di Arsy.
Percakapan Rasulullah Dengan Allah Swt
Setelah sekian lama menjadi Rasul, inilah pertama kalinya Nabi Muhammad Saw berhadapan dan berbincang secara langsung dengan sang Khaliq-Nya.
Bayangkan, betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini. Inilah percakapan antara Nabi Muhammad Saw dengan Allah SWT.
Rasulullah Saw pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada Allah Swt:
“Attahiyatul Mubarakatush Shalawatu Thayyibaatulillah” yang artinya Semua penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik Allah.
Kemudian Allah Swt menjawab:
“Assalamu’ alika ayyuhan Nabiyyu warahmatullahi wa barakaatuh".
Yang artinya “Segala pemeliharaan dan pertolongan Allah untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan segala karunianya”.
Mendapakan jawaban seperti ini, Rasulullah Saw tidak merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya. Inilah yang membuat kita sangat terharu. Beliau menjawab dengan ucapan :
“Assalamu’alaina wa’ala ibadillahish shalihiin”= Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang shalih.
Sang khaliq dan Sang Pencipta dan Ciptaan-Nya dan beliau saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain. Dan lihat betapa Rasulullah Saw mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita beliau di hadapan Allah Swt.
Melihat peristiwa tersebut, para malaikat yang menyaksikan dari Sidratul Muntaha tergetar dan terkagum-kagum. Betapa Rahman dan Rahim Allah Swt, betapa mulianya Nabi Muhammad Saw.
Kemudian para malaikat-pun mengucap dengan penuh keyakinan:
“Asyhadu Alla ilaaha illallah, wa asy hadu anna Muhammadar Rasuluhu”, yang artinya Kami bersaksi bahwa tiada Illah selain Allah dan kami bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba Allah dan Rasul Allah.
Jadilah rangkaian percakapan dalam peristiwa tersebut menjadi suatu bacaan dalam shalat yaitu pada posisi tahiyat awal dan akhir. Yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya.
Masyiral muslimin rahimaku Mullah...
Berapa banyak diantara kita ummat Islam yg shalatnya masih terburu
Shalat kita masih seperti dikejar kejar hantu,
Kita utamakan Kuantitas yg banyak
Tapi kita lupa bahwa Ibadah itu bukan mengejar target
Tapi utamakan Kualitas atau mutunya.
Bisa kita bayangkan
Kalau setiap bacaan dipercepat
Kita kehilangan
Dualogh dengan Allah dalam Alfatihah,
Kita kehilangan do'a yg 8 macam setiap duduk diantara dua sujud,
Kita kehilangan nikmat shalat
Apa lagi
Ketika dialog antara Allah dan Rasul disetiap tahhiyat.
Yg lebih parah
Kita kehilangan
Tuma'ninah didalam shalat,
Sementara shalat yg tidak tuma'ninah
Dianggap belum shalat
Sementara
Kewajiban mengerjakan setiap gerakan salat dengan tuma'ninah ini didasarkan pada salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Dari sahabat Abu Hurairah ra beliau berkata, Sesungguhnya Rasulullah saw satu ketika masuk masjid. Kemudian ada seorang laki-laki memasuki masjid itu dan ia pun salat. Lalu, orang itu datang dan memberi salam kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw pun menjawab salamnya dan bersabda, Kembalilah dan ulangilah salatmu, karena kamu belum salat (dengan salat yang sah)!”
Kemudian laki-laki itu pun kembali dan mengulangi salatnya seperti semula. Kemudian ia datang kembali menghadap Nabi Muhammad saw sambil memberi salam kepada beliau. Maka Rasulullah saw bersabda, Wa’alaikum salaam.” Kemudian beliau bersabda, Kembalilah dan ulangi salatmu karena kamu belum salat!”
Sehingga ia pun mengulanginya sampai tiga kali. Maka, laki-laki itu berkata, Demi Zat yang mengutus anda dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari salat seperti ini, maka ajarilah aku.”
Beliau Nabi Muhammad saw pun bersabda, Jika kamu berdiri untuk salat, maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al-Qur'an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar tuma'ninah (tenang dan mapan) dalam rukuk itu, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak lurus (i'tidal), kemudian sujudlah sampai engkau tuma'ninah dalam sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga tuma'ninah dalam keadaan dudukmu. Kemudian lakukanlah semua itu di seluruh rakaat salatmu. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Berdasarkan hadist yg telah kita dengarkan tadi,
para ahli fikih menyimpulkan setidaknya ada empat gerakan rukun dalam salat yang wajib tuma’ninah yaitu:
1. Tuma'ninah ketika rukuk.
2. Tuma'ninah ketika i'tidal.
3. Tuma'ninah ketika sujud.
4. Tuma'ninah ketika duduk di antara dua sujud.
Dengan demikian, ketika seseorang salat, sebelum berpindah ke gerakan selanjutnya maka seharusnya tidak tergesa-gesa dan melakukan tuma’ninah atau diam sejenak dalam empat gerakan di atas kira-kira lamanya setara dengan ketika mengucap subhanallah.
Demikianlah
Khutbah kita untuk kali ini
Semoga
Moment isro'Mi'roj ini bisa jadi acuan untuk kita semua agar kedepannya
Lebih memperhati kan Tuma'ninah
Disetiap sholat.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْأنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ ال اَيَاتِ وَ ذِكْرِالحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ
KHUTBAH KE2
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
إِنَّ اللَّهَ وَ مَلَئكتَهُ يُصلُّونَ عَلى النَّبىِّ يَأَيهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صلُّوا عَلَيْهِ وَ سلِّمُوا تَسلِيماً
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اَللهُمَّ
رَبَّنَا ظلمناأَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَاصِغَارًا
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّار
ِ وَقِنَا عَذَابَ النَّار
ِ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
عِبَادَاللهِ.
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ