03 Agustus 2021

KISAH MATAHARI DITAHAN TERBENAM OLEH ALLAH KARNA ADA SEORANG HAMBA SEDANG BERJIHAT Oleh: Ustadz Riyan Prayoga SH

MATAHARI DITAHAN TERBENAM KARENA JIHADNYA DI JALAN ALLAH

      


Alkisah Setelah Nabi Musa ‘alaihissalam wafat, maka muridnya yaitu Nabi Yusya’ bin Nun ‘alaihissalam membawa Bani Israil keluar dari padang pasir.

Dia berjalan bersama Bani Israil menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica, yang termasuk di antara kota yang paling kokoh pintu gerbangnya, paling tinggi bangunannya, dan paling banyak penduduknya.

                

Nabi Yusya’ mengepung kota tersebut selama enam bulan lamanya. Suatu hari, mereka menyerbu ke dalam seraya meniup terompet dan meneriakkan takbir secara serentak. Mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya, dan mengambil harta rampasan yang mereka dapatkan di sana dan membunuh dua belas ribu pria dan wanita. 


Mereka juga memerangi sejumlah raja-raja (yang berkuasa). Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dari raja-raja yang berkuasa di Syam.

Pengepungan itu terus berlangsung hingga sampai di Hari Jumat setelah Ashar. Maka tatkala matahari hampir terbenam, dan akan tiba Hari Sabtu yang telah dijadikan sebagai hari raya untuk mereka (yang di hari itu mereka dilarang untuk berperang) dan mereka akan memasuki waktu itu (padahal mereka masih dalam keadaan berperang),


Nabi Yusya’ berkata kepada matahari, “Engkau diperintah (untuk beredar) dan aku pun diperintah (untuk menaklukkan kota ini). Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku (agar tidak terbenam dulu).” Maka Allah menahan matahari (agar tidak terbenam) sampai dia berhasil menaklukkan negeri itu dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya.

                

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya matahari tidak pernah ditahan untuk seorang manusia kecuali untuk Yusya’, yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad).” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan sanadnya sesuai dengan syarat al-Bukhari).


Maka Allah menahan matahari itu hingga Yusya' menaklukkan daerah tersebut.


Setelah itu bala tentaranya mengumpulkan semua harta rampasan (di sebuah tempat), kemudian ada api yang datang menyambar tetapi tidak membakarnya, maka Nabi Yusya' berkata, ‘Di antara kalian ada yang berkhianat, (masih menyimpan sebagian dari harta rampasan). Aku harap dari setiap kabilah ada seorang yang bersumpah padaku.’ Maka mereka pun datang (satu persatu) untuk disumpah. 

                

Tiba-tiba tangan Nabi Yusya' lengket pada tangan tiga orang, maka Nabi itu berkata, Di antara kalian ada yang berkhianat. Kalian telah berkhianat.’ Lalu mereka pun mengeluarkan emas sebesar kepala sapi. Emas itu kemudian dikumpulkan dengan harta (rampasan lain yang telah dikumpulkan sebelumnya) di sebuah lapangan.

                

Tiba-tiba datanglah api menyambar dan melalapnya. Harta rampasan memang tidak pernah dihalalkan untuk umat sebelum kita. Hal itu karena Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita sehingga Allah menghalalkannya  untuk kita.” (Diriwayatkan oleh Muslim secara sendiri).

                

Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di sana dan di antara mereka ada Nabi Yusya’ yang memutuskan perkara di antara mereka dengan Kitab Allah, Taurat, sampai Allah mewafatkannya pada usia seratus dua puluh tujuh tahun, dan masa hidupnya setelah wafatnya Nabi Musa adalah dua puluh tujuh tahun.




PENULIS ARTIKER : Ustadz Riyan Prayoga SH


Silahkan IKUTI blog ini agar tidak ketinggalan update terbaru kami.

Dan jangan lupa kunjungi channel youtube kami : 
IBNU SABIL AL FAQIH



Tidak ada komentar:

Posting Komentar